Sikap yang baik membuat Anda menjadi orang yang menyenangkan, sementara sikap yang buruk akan membuat Anda dimusuhi semua orang. Jujur saja, yang mana yang Anda pilih? Kebanyakan orang ingin menjadi orang yang menyenangkan dan populer. Ini caranya:
1. Bersikap Positif
Sikap Anda akan tercermin di wajah dan gerak- gerik Anda. Cara Anda membawa diri Anda mengungkapkan kebenaran. Seseorang yang memiliki sikap yang baik memiliki kepribadian yang baik juga.
Orang-orang ingin berada di dekat mereka, karena mereka membuat orang merasa lebih baik. Jika Anda memiliki sikap mental positif, ini akan menular pada orang lain, dan menciptakan suasana damai dan menyenangkan.
Orang-orang ingin berada di dekat mereka, karena mereka membuat orang merasa lebih baik. Jika Anda memiliki sikap mental positif, ini akan menular pada orang lain, dan menciptakan suasana damai dan menyenangkan.
Untuk memiliki dan menjaga sikap yang baik, Anda harus memiliki sikap mental yang positif. Ini berarti tidak berpikir negatif dan tidak bicara negatif. Apa yang keluar dari mulut seseorang adalah apa yang ada di hati mereka.
2 Jadilah pemberi
Selanjutnya, Anda juga harus suka memberi. Semakin Anda memberi, semakin Anda merasa lebih baik dan lebih bahagia. Perhatikanlah bahwa orang- orang yang paling negatif yang Anda jumpai, adalah juga orang- orang yang mengambil saja. Orang-orang ini tidak memiliki sikap yang baik terhadap kehidupan mereka.
3. Rendah hati
Kerendahan hati juga akan menumbuhkan sikap baik, karena tidak sombong. Orang sombong mengenakan topeng yang baik, tapi di baliknya sikap mereka lebih mementigkan diri sendiri. Mereka merasa lebih penting daripada siapa pun.
Kesabaran juga merupakan kunci untuk menumbuhkan sikap baik. Pernahkan Anda pernah melihat orang yang tidak sabar, tapi sikapnya baik? Tak pernah kan? Biasanya mereka kasar, rewel, dan bersikap negatif.
4. Jadilah kuat
Anda juga harus mampu mengikhlaskan. Pemaaf sekaligus seorang pemberi. Bagaimana bisa bersikap baik jika Anda marah dan kesal? Tentu tidak bisa. Anda harus memaafkan dan mengikhlaskan.
Tetapi, menjadi pemaaf bukan berarti bisa diinjak- injak. Sebaliknya, untuk menjaga sikap yang baik, Anda harus tahu kapan saatnya membela diri.
No comments:
Post a Comment