Saat wawancara kerja, Anda pikir Anda adalah calon terbaik, dan akan mendapatkan pekerjaan itu. Biasanya, bukan itu yang terjadi. CollegeJournal melaporkan bahwa, "Komunikasi terdiri atas 55% bahasa tubuh, 7% kandungan verbal, dan paralingual, atau intonasi - jeda dan volumne saat menjawab - mewakili 38%."
Seperti terlihat, seringkali komunikasi nonverbal lebih penting dari komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal anda dimulai segera setelah masuk ruangan, dan berlanjut sampai wawancara selesai. Jika kemampuan komunikasi nonverbal Anda tidak memadai, Anda akan gagal, tidak akan peduli seberapa baik Anda menjawab pertanyaan.
Pentingnya Komunikasi Nonverbal
Datanglah ke sebuah wawancara dengan bau asap rokok atau kunyahlah permen karet, jika Anda ingin bunuh diri. Atau parfum dengan bau menyengat, atau tidak pakai deodoran. Atau berpakaian tidak tepat, atau bersepatu usang agar lebih mantap. Bicaralah di ponsel, atau dengarkan IPod sambil menunggu, untuk memastikan kegagalan Anda.
Ketika wawancara, tampillah profesional dan antusias. Sebelum wawancara, pastikan Anda berpakaian profesional , rapi terawat, sepatu dipoles, dengan parfum tidak berlebihan.
Apa yang harus dibawa:
- Portofolio atau map dengan salinan Resume/ CV Anda, dan daftar referensi di atas kertas berkualitas
- Contoh Pekerjaan (jika relevan)
- Notepad, Pena
- Penyegar Nafas (sebelum Anda memasuki gedung)
- Perempuan: stocking ekstra (dalam tas)
Apa yang tidak boleh dibawa:
- Ponsel
- iPod
- Permen karet
- Rokok
- Permen
- Soda atau kopi
- Sepatu usang, berantakan dan/ atau pakaian kumal
Sementara Menunggu
Cara Anda masuk ke lobi, cara Anda menyapa resepsionis dan pewawancara, dan cara Anda menunggu, semua akan berdampak pada apakah Anda akan dipertimbangkan atau tidak. Jadilah orang yang ramah dan menyenangkan, tapi, tidak sombong. Jika perlu menunggu, duduklah diam (tidak bertelepon) dan sabar. Berjabat tangan hangat dengan pewawancara. Jabat tangan Anda harus tegas - tidak lengket atau lembek. Untuk menghindari telapak tangan berkeringat, Kunjungi kamar kecil, cuci tangan, lalubasuh dengan air dingin sebelum wawancara. Telapak tangan terbuka, jangan mengepalkan tinju dan simpan saputangandalam saku Anda untuk (diam-diam) digunakan.
Komunikasi Nonverbal Selama Wawancara
- Selalu kontak mata dengan pewawancara selama beberapa detik dari waktu ke waktu.
- Tersenyum dan mengangguk (pada saat yang tepat) ketika pewawancara berbicara, tetapi jangan berlebihan. Jangan tertawa kecuali pewawancara memulainya.
- Bersikap sopan dan jaga nada suara Anda. Jangan terlalu keras atau terlalu lembut.
- Jangan bungkuk.
- Santai dan condong ke depan sedikit ke arah pewawancara sehingga Anda tampak tertarik dan terlibat.
- Jangan bersandar. Anda akan terlihat terlalu santai.
- Perhatikan, dengan dan tunjukkan ketertarikan.
- Jangan mengganggu/ menyela.
- Tetap tenang. Bahkan jika Anda memiliki pengalaman buruk, atau dipecat sebelumnya, jaga emosi Anda dan jangan tunjukkan kemarahan atau mengerutkan kening.
- Tangan Anda gugup? Pegang pena dan notepad, atau istirahatkan di lengan kursi atau di pangkuan Anda, sehingga Anda terlihat nyaman. Jangan menggerakkan lengan berlebihan Anda bercerita.
- Komunikasi verbal juga penting. Ingat sikap Anda, dan ucapkan terima kasih telah meluangkan waktu untuk bertemu dengan Anda. Jangan gunakan bahasa gaul. Bicaralah dengan jelas dan pasti.
Yang paling penting, ingatlah kesan pertama adalah kesan yang akan bertahan. Jika Anda jorok, ceroboh atau berantakan, tak peduli seberapa baik Anda menjawab pertanyaan wawancara, Anda tidak akan mendapatkan pekerjaan. Ketika berlatih wawancara, perbaikilah area komunikasi nonverbal Anda, serta keterampilan wawancara lainnya.