Monday, February 1, 2010

3 Cara Mengalahkan Pesaing

Persaingan dalam bisnis ritel adalah keniscayaan. Anda tidak dapat mengendalikan pesaing, namun Anda dapat meminimalkan dampaknya terhadap bisnis Anda. 


Berikut adalah tiga cara untuk mengatasi persaingan.


1. Kurangi Biaya, Bukan Iklan
Perhatikan laporan Laba-Rugi Anda. Rinci semua pengeluaran, dan tanyakan bagaimana pengeluaran dapat dieliminir atau dikurangi. Sedikit penghematan di sana- sini akan menjadi bukit. Namun, JANGAN  mengurangi pengeluaran iklan! Sebaliknya, di saat- saat sepi, pengusaha retail akan meningkatkan upaya pemasaran mereka, karena ada persaingan lebih keras, dan uang konsumen lebih sedikit.

2. Kreatif
Bisnis yang sejenis umumnya menggunakan metode pemasaran yang serupa untuk meraih pelanggan. Sekarang waktunya untuk kreatif. Gunakan metode pemasaran yang tidak konvensional agar bisnis Anda tampil beda dari pesaing. Kampanye pemasaran yang unik akan lebih menarik perhatian, dan mmebuka lebih lahan penjualan yang lebih luas. Cari ceruk pasar yang terabaikan. Jika menemukan ceruk pasar, Anda dapat mendominasinya dengan sedikit pesaing bakan tanpa pesaing.

3. Beri Layanan Ekstra untuk Pelanggan
Dengan bekerja ekstra dalam pelayanan  terbaik, Anda akan unggul dalam persaingan. Buatlah pengalaman belanja di toko Anda sedemikian berkesan, sehingga pelanggan tidak sabar untuk datang kembali, atau untuk memberitahu teman-teman mereka. Orang suka belanja di mana mereka merasa nyaman, dan di mana mereka merasa pemilik benar-benar peduli tentang keinginan dan kebutuhan mereka.

Bagaimana Mengenali Sikap Baik?

Pastikan teman/ mitra potensial Anda memiliki sikap yang baik.

Jika Anda ingin berteman dengan orang- orang yang menyenangkan, atau dapat diandalkan di saat-saat sulit, Anda harus mampu mengidentifikasi siapa- siapa yang memiliki sikap positif dan yang tidak. Orang dengan sikap positif akan membuat Anda bersikap positif juga, karena sikap positif menular. Sikap positif membawa kebahagiaan, kesuksesan, dan dapat mengubah seluruh hidup Anda.

Ini tipsnya:

1. Pandang wajah orang tersebut, dan perhatikan bahasa tubuhnya. Bahu tegak dengan mata ke depan menunjukkan kepercayaan dan pandangan yang baik terhadap kehidupan. Senyum dan sikap ceria juga tanda-tanda sikap yang baik.


2. Jabat tangan dan memperkenalkan diri. Seseorang yang cepat menawarkan perkenalan menunjukkan keterbukaan, dan kesukaan untuk bertemu orang baru - sebuah ciri sikap baik. Perhatikan jabat tangan. Jabat tangan berlangsung sekitar tiga atau empat detik, dan jika berlangsung sedikit lebih lama dapat memberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan pikiran positif.

3. Berhubungan dengan orang tersebut secara teratur, untuk melihat apakah sikap positif terus berlanjut. Jika orang tersebut memberikan saran atau kritik konstruktif, ini adalah tanda sikap yang baik.  Sebaliknya, jika dia berfokus hanya pada hal-hal buruk, ini adalah negatif. Ingat, setiap orang terkadang memiliki hari yang buruk, tetapi orang positif memilih untuk melihat sisi terangnya.

Kemampuan Menjual - Ketrampilan Penting untuk Sukses

Menjual bukanlah kegiatan favorit bagi pengusaha kecil. Ada citra bahwa penjual (salesman) bersifat serakah, tidak etis, jahat, bertekad mendapat uang dgn cara apapun. Namun, di sisi lain, kita tidak bisa hidup tanpa menjual, sehingga keterampilan menjual adalah kompetensi penting untuk dikuasai.

Menjual adalah keterampilan penting, dan semua orang harus belajar hal- hal mendasar tentang penjualan. Sebagai pemilik usaha kecil, pelatih penjualan, dan seorang konsumen, bagi saya menjual adalah mencari cara efektif untuk memenuhi keinginan prospek Anda.

Kesalahan penjual yang paling umum adalah terburu- buru mempresentasikan produk saat bertemu prospek. Mereka memuji produknya, dan mengatakan bahwa produknya hebat, cepat, handal, murah, dan mudah untuk digunakan. Mereka bicara, bicara, dan bicara, berharap bisa meyakinkan pembeli.

Masalahnya, mereka lupa membahas kepentingan pembeli. Karena kebutuhannya belum dbahas, tidak ada alasan bagi mereka untuk menggunakan mesin anda, atau untuk mengubah suplier. Anda perlu memberi mereka alasan untuk membeli. Caranya yang paling efektif adalah dengan mengajukan pertanyaan untuk mengungkap hal- hal yang dianggap penting oleh prospek. Berikut beberapa contohnya:

"Saya lihat saat ini Anda menggunakan mesin XYZ. Berapa lama sudah digunakan? "
"Apa yang paling Anda sukai dengan mesin ini?"
"Apa isu yang paling penting bagi bisnis Anda?"
"Apa pernah menggunakan mesin ABC?"
"Berapa banyak KLM yang Anda jual dalam satu minggu?"
"Siapa pelanggan utama Anda?"
"Dari mana saja kau paling berhasil dengan mesin Anda (s)?"

Perhatikan bahwa pertanyaan tersebut adalah pertanyaan terbuka yang diawali dengan "apa", "dimana", "mengapa", "ketika" atau "bagaimana." Pertanyaan terbuka mendorong prospek untuk berbagi informasi umum. Ingat, menambah pertanyaan terbuka dengan pertanyaan tertutup, misalnya;

"Apa isu yang paling penting bagi bisnis Anda? Ketepatan waktu pelayanan? Penghasilan? "

Ini kesalahan yang sangat umum. Anda memberi prospek pilihan jawaban. Jangan menyulitkan diri sendiri. Jangan menebak- nebak apa jawaban prospek. Ajukan pertanyaan, dan tunggu jawabannya dengan sabar. Tidak peduli berapa banyak pengalaman Anda, jangan pernah berasumsi. Biarkan mereka memberitahu Anda.

Pada dasarnya orang akan memberitahu apa yang ingin Anda ketahui. Andalah yang harus mengajukan pertanyaan yang tepat. Kebanyakan orang suka bicara tentang diri mereka sendiri, dan suka berbagi informasi tentang situasi, tantangan atau masalah mereka saat ini. Namun, agar bercerta, mereka perlu didorong. Dorongan ini berasal dari Anda, dalam bentuk pertanyaan yang tepat, dengan nada dan cara yang tepat.

Sangat mengherankan bahwa masih banyak penjual yang tidak mempraktekkan cara sederhana ini. Belum lama ini saya mewawancarai beberapa orang untuk program pelatihan yang saya kerjakan. Dua orang pertama yang saya temui mengoceh panjang lebar tentang seberapa hebat perusahaan mereka, berapa lama mereka berdiri, bagaimana mereka bisa membantu saya, dan seterusnya.

Tidak sekalipun mereka bertanya tentang apa yang saya inginkan. Tidak sekalipun mereka mencari tahu masalah yang mengambang dalam pikiran saya. Akhirnya, setelah tiga puluh menit, saya tutup wawancara. Mereka baru saja membuang setengah jam waktu saya dan waktu mereka. Padahal, waktu adalah uang.

Jika Anda ingin unggul dari pesaing Anda, luangkan waktu untuk mempelajari situasi prospek Anda. Dengan demikian, Anda dapat memberi mereka alasan untuk melakukan bisnis dengan Anda, bukan dengan orang lain.